Sektor industri jadi fokus pengembangan di 2024 di Lampung
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung Fahrizal Darminto saat memberikan keterangan terkait situasi inflasi Lampung, di Bandarlampung, Rabu (10/1/2024).
Intipmedia.com, Lampung – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung Fahrizal Darminto mengatakan bahwa sektor industri menjadi salah satu fokus pengembangan di 2024.
“Seperti yang diketahui pemerintah pusat saat ini sedang gencar meningkatkan sektor industri, dengan mengundang banyak investasi masuk,” ujar Fahrizal Darminto, di Bandarlampung, Rabu (10/01)
Ia mengatakan peningkatan sektor industri pun akan menjadi fokus pengembangan Pemerintah Provinsi Lampung pada 2024.
“Berdasarkan hasil kajian kami, sektor industri akan tetap berpotensi meningkatkan perekonomian daerah. Sehingga akan terus kami dorong, dan industri pengolahan hasil pertanian akan terus dikembangkan, karena di sini banyak menghasilkan komoditas pertanian,” katanya pula.
Dia menjelaskan dalam mendorong perkembangan industri, pemerintah daerah akan berupaya untuk terus melakukan program hilirisasi beragam komoditas pertanian.
“Hilirisasi komoditas pertanian yang menjadi unggulan, seperti kopi, lada, sawit, cokelat akan tetap dilakukan. Dengan potensi yang ada ditambah dengan infrastruktur yang sudah siap, maka industri bisa bertumbuh dengan baik di Lampung,” ujar dia.
Menurut dia, diharapkan investor pun dapat terus masuk ke daerah untuk menanamkan investasi.
“Mudah-mudahan dengan iklim di Lampung yang semakin baik, dan infrastruktur memadai, maka investasi akan masuk terus dengan mengelola berbagai komoditas yang ada di Lampung,” katanya pula.
Kontribusi sektor industri terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di triwulan tiga 2023 Provinsi Lampung sebesar 18 persen atau Rp12,4 miliar, sektor pertanian 28 persen atau bila dikonversi berjumlah Rp18,6 miliar, dan perdagangan 14 persen Rp9,7 miliar.
Sedangkan untuk ekspor komoditas industri Lampung pada 2023 untuk CPO sekitar 1.200 juta dolar Amerika Serikat (AS), olahan buah 1.400 juta dolar AS, pulp 1.500 juta dolar AS, ikan dan udang sekitar 1.600 juta dolar AS, dan karet 1.700 juta dolar AS.(ant/red)