Indonesia Miliki Museum Anti Narkoba


Kepala BNN RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose (kedua kanan) memperlihatkan artefak-artefak di museum anti narkotika di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Intipmedia.com, Jakarta – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose meresmikan museum anti narkotika yang terletak di lantai tiga kantor pusat BNN di Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin.

“Pagi ini kita meresmikan museum anti narkoba. Jadi ini adalah museum anti narkoba yang menunjukkan bagaimana kemenangan melawan narkotika, kemenangan daripada BNN khususnya dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) dalam perang melawan narkoba,” kata Petrus saat berbicara kepada awak media setelah peresmian itu di Jakarta, Senin.

Museum yang digagas oleh Petrus ini diberi nama Pranidha Ranajaya Ghanavara. Nama tersebut berarti ‘tempat yang mewakili wajah BNN atas kemenangan-kemenangan dalam mengentas narkoba’.

Menurutnya, museum ini merupakan museum anti narkotika pertama di Indonesia bahkan di negara ASEAN.

“Kita punya museum anti narkotika pertama di Indonesia, sekali lagi museum anti narkotika di Indonesia, bahkan boleh dikatakan di Asia Tenggara belum ada yang berinisasi membuat ini,” lanjutnya.

Ia menyebutkan bahwa museum ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang sejarah Indonesia dalam memerangi narkotika serta cara penanggulannya oleh BNN.

Museum ini juga akan terus memperbarui artefak dan dokumen agar dapat memberikan informasi-informasi terbaru kepada masyarakat terkait pengentasan narkotika.

“Konsepnya adalah smart museum sehingga kita tetap terus updating, jadi tidak hanya artefak saja tetapi dokumen-dokumentasinya dan kita bisa lihat ya dari zaman dulu sebelum adanya BNN, adanya BNN hingga saat ini kita cari dan kumpulkan artefak-artefaknya dan ini adalah tempat belajar untuk anak muda,” ujarnya.

Peresmian ini juga dihadiri oleh mantan kepala BNN Ahwil Luthan dan mantan Kepala pelaksana Harian BNN Togar M. Sianipar.

Dalam kesempatan yang sama, Ahwil mengatakan bahwa museum ini penting bagi upaya pemberantasan narkotika di Indonesia.

“Saya rasa (museum) ini penting karena memberantas narkoba tidak hanya dari BNN, ini harus melibatkan seluruh masyarakat jadi ini sebetulnya tempat pembelajaran yang baik,” kata Ahwil.

Sependapat dengan Ahwil, Togar juga menilai bahwa penyalahgunaan narkoba bisa ditekan dengan maksimal bila ada dukungan dari seluruh elemen masyarakat.

“Ada ungkapan dari presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yaitu nation in arms yang berarti seluruh elemen bangsa ini betul-betul harus berperang melawan narkotika,” tambahnya.

Museum anti narkotika ini telah resmi dibuka untuk umum per hari ini. Pembangunan museum ini melibatkan seluruh elemen BNN yaitu Kesekretariatan, Inspektorat Utama, Pemberantasan, Pencegahan, Rehabilitasi, Pemberdayaan Masyarakat, Hukum dan Kerjasama, Pusat Laboratorium Narkotika, Pusat penelitian data dan informasi, pusat pengembangan SDM.

Elemen-elemen BNN tersebut kemudian dikurasikan dalam bentuk artefak dan ornamen bernilai seni dengan tatanan yang sarat akan nilai sejarah. Pembangunan ruangan museum berlangsung selama satu bulan hingga akhirnya selesai pada Oktober 2023.

Museum ini merupakan bentuk perpaduan antara digital museum yang berisikan video dan foto mengenai BNN serta artefak bernilai sejarah. Saat ini artefak yang dipamerkan mencapai 457 artefak.(ant) red)

Berita Terkait

Top