Kota Metro Menduduki Posisi Inflasi Terendah di Lampung
Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang dilakukan secara virtual di OR Setda Kota Metro
Intipmedia.com, Lampung – Pemerintah Kota Metro melalui Asisten II Setda Kota Metro, Yerri Ehwan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Metro mengikuti kegiatan rutin mingguan yaitu Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang dilakukan secara virtual di OR Setda Kota Metro, pada Selasa (13/03/2024).
Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir, dalam Rakor mengingatkan, pemerintah daerah yang mengalami angka inflasi tinggi untuk dapat memperhatikan berbagai komoditas yang mengalami kenaikan harga.
“Ini merupakan rapat koordinasi yang pertama kali di bulan Ramadan ini yang sekaligus menjadi penekanan kita untuk terus berusaha keras dapat mengatasi permasalahan-permasalahan harga dan distribusi bahan-bahan pokok penting,” ujarnya.
Dalam penyampaiannya, Tomsi mengatakan bahwa berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Maret 2024, inflasi tahun ke tahun (Februari 2024 terhadap Februari 2023) Nasional sebesar 2,75 persen.
Tomsi juga menekankan kepada sepuluh Pemerintah Daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dengan inflasi tertinggi untuk melakukan langkah-langkah pengendalian.
“Ini juga masih banyak provinsi kabupaten/kota yang (inflasi) di atas rata-rata nasional, kami berharap bisa menjadi perhatian,” ujarnya.
Daerah dengan inflasi tertinggi itu, di antaranya Kabupaten Minahasa Selatan tercatat 6,06 persen, Kabupaten Minahasa Utara (5,90 persen), Kabupaten Toli Toli (5,76 persen), dan Kabupaten Pasaman Barat (5,52 persen).
Oleh karena itu, bagi daerah dengan inflasi tinggi, Tomsi meminta kepala daerah beserta jajaran terkait bisa meneliti, mengecek, dan merapatkan kembali letak hambatan yang membuat inflasi tinggi di wilayah masing-masing.
“Selanjutnya bagi kota, kabupaten yang (inflasi) di bawah rata-rata nasional, saya ucapkan terima kasih agar dapat dipertahankan terus,” tutur Tomsi.
Selain itu, dia menyampaikan pula kondisi terbaru Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebagai proksi inflasi pada pekan pertama Maret 2024.
Tomsi menyebutkan berbagai daerah dengan IPH tertinggi, di antaranya Kabupaten Bone Bolango sebesar 10,73 persen dan Kabupaten Musi Rawas Utara sebesar 10,43 persen.
“Berikutnya yang IPH-nya minus, ada Aceh Selatan, OKU (Ogan Komering Ulu) Selatan, Kepulauan Yapen, sampai dengan Pegunungan Arfak, saya ucapkan terima kasih. Di sini juga kita lihat bahwa daerah-daerah yang minus ini ada di Aceh, Sumsel, Papua, NTT, bahkan ada di Jawa, yaitu di Pati, kemudian di Lampung, di Maluku, Jateng di Grobogan,” jelasnya.
Dari daerah-daerah dengan kondisi minus tersebut, Tomsi menegaskan daerah-daerah lain harus bisa belajar mendalami langkah pengendalian yang dilakukan. Misalnya, dengan mempelajari model distribusi agar pasokan komoditas dapat tersalurkan secara lancar kepada masyarakat.
“Kalau dilihat dari transportasi, mungkin kalau bertetanggaan hampir bersamaan. Kalau dilihat dari mungkin menanam, kenapa kita tidak coba untuk ikut menanam. Kalau dilihat dari distribusi, kenapa kita tidak mencoba belajar bagaimana mereka bisa mendapatkan pasokan,” paparnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Kota Metro, Yerri Ehwan mengucapkan terima kasih kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang telah aktif untuk mengikuti rapat inflasi nasional yang digelar oleh Kemendagri.
Dalam laporannya, Yerri menuturkan bahwa mulai bulan Januari 2024 , Provinsi Lampung memiliki 4 kabupaten/kota yang menjadi lokus penilaian inflasi yaitu, Kota Metro, Bandar Lampung, Mesuji dan Lampung Timur.
“Sejak Januari hingga Februari 2024 ini, Alhamdulillah Kota Metro posisinya tetap yang terbaik dari 4 kabupaten/kota di Provinsi Lampung, “ungkapnya.
Berdasarkan data, pencapaian Kota Metro pada inflasi di bulan Februari berdasarkan tahun ke tahunnya perbandingan antara inflasi bulan Februari 2024 terhadap Februari tahun 2023 sebesar 2,37%, sementara Bandar Lampung 2,69%, Mesuji 4,19%, dan Lampung Timur 4,35%.
“Kalau mont to montnya kita pada bulan Februari 2024 terhadap Januari 2024 kemarin 0,5%, Bandar Lampung 0,46% Mesuji 0,25 %,Lampung Timur 0,25%, “bebernya.
Hasil akumulasi perhitungan di bulan Februari dari 4 daerah menunjukan bahwa inflasi ini berdampak pada inflasi Provinsi Lampung. Sehingga, inflasi Provinsi Lampung pada bulan Februari adalah 3,28%.
“Untuk itu alhamdulillah berkat Bapak-Ibu yang saya hormati dari kepolisian , TNI, Bulog dan seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang terus bahu-membahu untuk menurunkan inflasi di Kota Metro, “terangnya.
Sesuai dengan instruksi Irjen Kemendagri untuk melakukan gerakan menanam, Asisten II Setda Kota Metro minta DKP3 untuk memperkuat Gertapaga di Kota Metro dengan menanam bibit cabai dan bawang di halaman rumah.
“Supaya konsumsi masyarakat tidak seluruhnya beli dari pasar, tetapi sebagian bisa di dapat dari pekarangan, “tuturnya.
Pemerintah Kota Metro juga melakukan upaya terjadinya inflasi komoditas dengan berbagai kegiatan seperti Pasar Argo Tani Ceria, Dinas Perdagangan, Bidang Perekonomian serta kolaborasi PKK Kota Metro bekerjasama dengan Bulog dan para pengusaha. (adv)