PPP Menilai GP Miliki Modal Sosial Maju Kontestasi Pilpres


GENERASI milenial menjadi kelompok yang rentan melupakan nilai-nilai Pancasila. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, membumikan Pancasila kepada mereka tidak sulit. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan frekuensi mereka. Ganjar mengatakan, generasi milenial dan centennials atau generasi Z tumbuh dan hidup dalam perkembangan dunia digital. Maka cara mengajarkan nilai Pancasila pada mereka pun harus sesuai. “Tiap hari mereka sudah bergelut dengan dunia digital dan gadget, mustinya ada diksi ada media yang coba kita masukan dengan cara kekinian,” kata Ganjar di rumah dinasnya, Rabu (1/6). Cara ini juga diterapkan Ganjar dalam pemerintahannya. Yakni ketika menanamkan nilai Persatuan Indonesia dengan kebijakan mengenakan pakaian adat Nusantara setiap hari kamis keempat tiap bulan. Penerapannya, kata Ganjar, juga tidak boleh konservatif. Hal ini kahirnya memacu para generasi muda, terutama di bidang fashion memunculkan kreatifitas mereka. Desain yang muncul adalah bagian dari dinamika penerapan nilai Pancasila. “Maka ide kreatif akan muncul dan pada saat itu pesannya diberikan kepada anak muda, jadi harus menggunakan frekuensi mereka,” kata Ganjar. Ganjar juga mengambil contoh pada gim atau permainan. Cara itu bisa digunakan untuk membumikan Pancasila pada generasi milenial. “Kalau hari ini main mobile legends, mustinya sekarang ada yang dibuat oleh anak muda dan hari ini ada anak muda yang bikin game dengan karakter Indonesia,” ujarnya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam pidato peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende, NTT mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia untuk membumikan Pancasila dan mengaktualisasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Presiden mengingatkan Pancasila sebagai dasar negara telah membuat bangsa Indonesia berdiri kokoh. “Dari kota Ende saya mengajak seluruh anak bangsa untuk sama-sama membumikan Pancasila dan mengaktualisasikan nilai luhur pancasila dalam berkehidupan masyarakat dan bernegara,” tegasnya.(HT)

Ganjar Pranowo

Intipmedia.com, Jakarta – Juru Bicara PPP Achmad Baidowi menilai bakal calon presiden (bacapres) PDI Perjuangan Ganjar Pranowo memiliki modal sosial yang kuat untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024.

Ganjar secara resmi melepas jabatan Gubernur Jawa Tengah pada Selasa (5/9). Momen pelepasan Ganjar dari kursi nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut dihadiri ribuan orang, bahkan ada yang khusus datang dari luar Jawa Tengah.

Baidowi mengatakan momen itu menjadi bukti nyata betapa masyarakat mencintai Ganjar. Besarnya gelombang dukungan masyarakat tersebut, tak lepas dari keberhasilan Ganjar selama 10 tahun memimpin Jawa Tengah.

“Mas Ganjar sangat dicintai masyarakat Jawa Tengah dan sangat didukung. Mas Ganjar berprestasi dan berhasil menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah. Ini merupakan modal sosial Mas Ganjar untuk mengarungi kontestasi Pilpres 2024,” kata Baidowi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jum’at, (08/09)

Hal senada disampaikan politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno yang mengatakan masyarakat Jawa Tengah sangat dekat dengan Ganjar karena sosok Ganjar bersahabat dan inklusif. Ia terbuka dengan masyarakat dari semua kalangan.
Selesai mengemban amanat di Jawa Tengah, Ganjar mendapat dukungan besar untuk maju sebagai calon presiden. Ia didukung PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura.

Peluang Ganjar memenangkan pilpres sangat besar. Elektabilitas Ganjar terus naik, di atas bakal capres lainnya. Hasil survei terbaru lembaga riset internasional Ipsos Public Affairs menyebutkan elektabilitas Ganjar mencapai 40,12 persen.

Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan pada 19 Oktober 2023 sampai dengan 25 November 2023.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu) pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.(ant/red)

Berita Terkait

Top