Diusir dan Dilarang Melakukan Peliputan Ratusan Jurnalis Menggelar Demo dan Boikot Pemprov Sumbar


Sehari setelah melakukan aksi demo di halaman Pemprov Sumatera Barat (Sumbar), kalangan jurnalis dan organisasi profesi di Sumbar lakukan pemboikotan penukusan seputar pemerintah propinsi setempat. Langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas pengusiran yang dilakukan aparat Satpol Pol PP dan Protokol sebelum pelantikan Wakil Walikota Padang, kemarin

Intipmedia.com, Padang – Ratusan jurnalis dari berbagai media melakukan aksi pemboikotan pwnulusan berita di lingkungan Pemprov Sumatera Barat. Itu sebagai bentuk aksi sudulan setelah sebelumnye kalangan jurnalis berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Barat, Rabu siang (10/5/2023).

Aksi Unras dan boikot merupakan bentuk kekecewaan terkait pelarangan dan pengusiran wartawan saat meliput pelantikan Wakil Wali Kota Padang yang dilaksanakan di Auditorium Gubernuran, Selasa (9/5/2023), lalu.

Unjuk rasa diawali dengan berkumpul di gedung PWI jalan Bagindo Aziz Chan Padang. Tak lama, ratusan wartawan di Sumatera Barat langsung bergerak ke Kantor Gubernur Sumatera Barat, jalan Sudirman. Dengan pengawalan pihak kepolisian, sampai di depan Kantor Gubernur pekerja media ini langsung berorasi.

Dalam orasinya, empat organisasi jurnalis mengecam tindakan dugaan pengusiran sejumlah awak media, saat meliput pelantikan Wawako Padang sisa masa jabatan 2019-2024.
Kejadian bermula saat belasan jurnalis yang hendak meliput di Auditorium Istana Gubernur Sumbar diusir oknum protokoler dan beberapa petugas Satpol PP Sumbar.

“Persinggungan antara wartawan di Sumbar dengan Gubernur Mahyeldi dan Wakil Gubernur Audi Joinaldi bukan kali pertama terjadi. Sedikitnya terdapat beberapa kali dugaan pelecehan profesi ini terjadi, sebelumnya Gubernur Mahyeldi sempat menyebutkan wartawan suka membuat berita hoax,” ujar Rakhmatul Akbar, jurnalis senior di Padang.

Demikian halnya disampaikan Ketua Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI) Padang, Aidil IKhlas mengecam keras pengusiran yang dilakukan oknum petugas saat dilaksanakan prosesi pelantikan Wawako Padang tersebut. Ini dianggap sudah sanget melecehkan profesi jurnalis.

“Kawan-kawan kami termasuk para jurnalis perempuan diusir dari ruangan. Jangan sampai bungkam, kita harus terus melawan, tidak hanya satu orang tapi belasan orang yang diusir dan dilarang melakukan peliputan,” ujar Aidil lantang.

Sementara itu, Ketua Forum Pemimpin Redaksi Sumbar, Adrian Tuswandi yang ikut berorasi mengatakan, berbagai pernyataan Gubernur Sumbar Mahyeldi dinilai telah sering melukai hati dan perasaan awak media. Terakhir, wartawan disebut pembuat berita Hoaks, ujarnya.(red)

Berita Terkait

Top