Seorang Dosen Pukul Rekannya Berujung ke Ranah Hukum, Diduga Salah Paham


 

Intipmedia.com, Serang – Diduga salah paham, seorang dosen di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Serang, Banten menjadi korban pemukulan. Bahkan, akibat aksi tersebut berujung ke Laporan ke Polsek Cipocok, Kota Serang. Sedangkan, korban berinisial DSM, hingga malam ini masih menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di kota setempat.

Peristiwa yang menimpa DSM oleh diduga telah menjadi korban temannya berinisial ML di lingkungan kampus, terjadi pada Rabu (08/03) .

Untuk itu, korban didampingi pihak keluarga, telah melaporkan persoalan tersebut kepada pihak Kepolisian untuk ditindaklanjuti.

Informasi yang didapat, kejadian tersebut bermula ketika korban bersama temannya tengah bincang-bincang sambil bercanda bersama seorang temannya diruangan Ketua Prodi. Namun, tiba-tiba pelaku berteriak dan menegur korban dengan perkataan kasar karena merasa terganggu dengan aktifitas korban tersebut.

Korban yang merasa bersalah, kemudian saat itu juga meminta maaf kepada pelaku. Namun bukannya memberikan maaf, tindakan pelaku semakin brutal, bahkan tidak hanya berkata-kata kasar saja, tetapi juga hingga mendorong dan memukul korban. Beruntung kejadian tersebut berhasil dilerai oleh teman-teman korban.

Akibat Kejadian tersebut, korban mengalami luka pada wajah bahkan merasa kesakitan pada bagian hidungnya, segera dibawa pulang untuk dilakukan pengobatan. Bahkan, korban terpaksa harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan atas lukanya.

Tidak terima anaknya mendapat tindakan kekerasan, korban didampingi pihak keluarga, kemudian melaporkan persoalan tersebut ke Polsek Cipocok Jaya untuk ditindaklanjuti secara hukum yang berlaku.

Salah seorang pihak keluarga korban, Mulyana mengatakan, usai melaporkan persoalan tersebut kepada pihak Polsek Cipocok.

Dia berharap agar proses tersebut ditindaklanjuti sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga dapat menjadi efek jera, terlebih hal itu dianggap telah memberikan citra negatif bagi para dosen.

“Keputusan keluarga ingin agar masalah ini diusut tuntas sesuai hukum, sehingga menjadi efek jera bagi lainnya. Seharusnya, sebagai tenaga pengajar bagi mahasiswa, sikap pelaku sebagai dosen mencerminkan hal yang baik, bukan bertindak brutal seperti ini,” katanya.(Red)

Berita Terkait

Top