Usai Didemo Ribuan Warga, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Mwngaku Komunis

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaitun, Indramayu, Jawa Barat, Panji Gumilang.
Intipmedia.com, Jawa Barat – Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang seakan tak henti-hentinya membuat kontroversi. Dia bahkan sampai didemo oleh ribuan warga di sekitar Indramayu lantaran ajaran yang dibawakan olehnya diduga sesat dan melenceng dari sunnah Islam.
Bagaimana tidak, sempat heboh pelaksanaan sholat Idul Fitri yang menyatukan laki-laki dan perempuan, memperbolehkan santrinya berzina, hingga meragukan Al Quran. Terkini, Panji Gumilang mengaku bahwa dirinya adalah seorang komunis.
Sehari sebelumnya, ribuan
“Saya komunis, anak-anakku sekarang China umur kemajuannya 25 tahun diukur dari tahun 1998. Pada 1998 Indonesia sudah naik hampir bersamaan dengan China dipotong, hancur lagi nol lagi, China naik terus menjadi raksasa segala hal,” kata Panji Gumilang dilansir akun TikTok @inverno.channel.
Panji Gumilang menyebut, ekonomi China adalah kekuatan dunia yang dapat menyalip kapitalis Amerika Serikat dan Eropa. “China sebagai pendatang baru harus kuat daripada raksasa tua. Kaum kapitalis Eropa sudah hidup ratusan tahun kaya, kapitalis AS ratusan tahun sudah tua,” jelas Panji Gumilang.
Kekuatan China, lanjut Panji, tidak dapat terlepas dari peran Deng Xiaoping yang terkenal dengan pernyataannya, ‘tidak peduli apakah itu kucing putih atau kucing hitam, selama bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang baik’.
Bawa lima Tuntutan, Ribuan Massa Geruduk Al Zaitun
Sehari sebelumnya, ribuan massa dari Forum Indramayu Menggelar demo di depan gerbang Ponpes Al-Zaytun, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Massa meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengusut ajaran ponpes tersebut.
Dari pantauan di lokasi aksi demo berlangsung sekitar 100 meter dari depan gerbang Al-Zaytun. Di sela orasi pendemo, terjadi saling dorong antara massa dengan polisi karena massa mendesak ingin tetap menyampaikan tuntutannya di depan gerbang Al-Zaytun.
Koordinator Aksi FIM Jamal Sayid Mukhlisin mendesak MUI dan Kemenag untuk mengusut tuntas ajaran yang ada di Al-Zaytun. Termasuk persoalan salah seorang perempuan yang mengaku sudah melapor ke kepolisian terkait dugaan pelecehan.
“Mendesak agar segera mengusut tuntas ajaran yang katanya menyimpang. Jadi kita butuh konfirmasi karena mereka yang berhak menentukan itu. Kedua perihal laporan Saudari Kartini yang sudah laporan ke Polda itu tidak jelas kenapa berhenti,” kata Sayid, Rabu (15/6/2023).
Selain itu, massa meminta kejelasan terkait dugaan penguasaan tanah yang dilakukan oleh Al-Zaytun. Massa juga akan mendesak Kementerian BPN terkait hal itu.
Aksi mereka dijaga oleh aparat kepolisian dari Polres Indramayu. Tampak pagar kawat menghalangi mereka untuk bisa masuk ke area Ponpes Al Zaytun, Indramayu.
Mereka yang melakukan tuntutan ke Ponpes Al Zaytun bernama Forum Indramayu Menggugat sudah menyampaikan pemberitahuan ke pihak kepolisian pada Rabu (14/6/202).
Usut tuntas dugaan ajaran sesat Al-Zaytun, libatkan MUI dan KEMENAG.
. Usut tuntas dugaan tindak pidana pemerkosaan atas laporan Sdri. KARTINI perempuan asal Indramayu yang diduga korban pemerkosaan Panji Gumilang;
Tegakan UPPA tentang kepemilikan tanah dan tindak pidana penguasaan tanah diduga Al Zaytun merampas tanah rakyat dan menguasai ribuan hektar tidak jelas ijin peruntukannya (Lidik pencucian uang); . Kemudian, hentikan pembuatan Dersus (Dermaga Khusus Al Zaytun) di Desa Eretan Kec. Kandanghaur dan jalan khusus / jalan pribadi yang sedang dibuat di Desa Lonyod Wanguk, disambungkan lurus dengan Al-Zaytun sangat berbahaya jika dimanfaatkan praktik penyelundupan senjata, narkoba dan perdagangan manusia;.
Al-Zaytun tidak ada manfaatnya sama sekali untuk masyarakat sekitar tidak ada tenaga kerja, santri asal Indramayu dan tertutup tidak bisa diakses secara umum.
Kapolres Indramayu AKBP Fahri Siregar mengatakan pihaknya mengerahkan hingga 1.200 personel untuk mengamankan aksi unjuk rasa tersebut.
Massa Forum Indramayu Menggugat menyampaikan beberapa poin terkait pro kontra Ponpes Al-Zaytun. Salah satu di antaranya meminta agar MUI dan Kemenag dapat mengusut tuntas dugaan ajaran sesat Ponpes Al-Zaytun.
Aksi demo berlangsung sekitar 100 meter dari depan gerbang Al-Zaytun. Pada Kamis siang, di sela orasi pendemo, terjadi saling dorong antara massa dengan polisi karena massa mendesak ingin tetap menyampaikan tuntutannya di depan gerbang Al-Zaytun.
Fahri mengatakan, pihaknya memang menerima dua surat terkait unjuk rasa yang dilakukan oleh dua kubu, terkait keberadaan Ponpes Al-Zaytun.
Dia bilang surat pertama dari masyarakat yang mengatasnamakan Forum Indramayu Menggugat, di mana mereka akan menggelar aksi unjuk rasa di jalan depan Ponpes Al-Zaytun. Kemudian surat kedua lanjut Fahri, datang dari pihak internal Ponpes Al-Zaytun, di mana mereka juga akan menggelar aksi yang sama di lokasi sama.
“Iya betul ada dua kubu yang menyampaikan surat akan melakukan unjuk rasa kepada kami,” tuturnya.
Di lokasi pada Kamis siang tadi, massa dari internal Al Zaytun pun sudah berbaris di depan pagar kawat berduri yang dipasang polisi.(red)