Warga Pulau Rempang Terancam Tergusur Proyek Baru

Potret Pulau Rempang di Batam, Provinsi Kepri. 6.840 warga Pulau Rempang Batam saat ini sedang terancam mengalami penggusuran atau relokasi terkait rencana BP Batam membuat proyek besar di lokasi tersebut.
Intipmedia.com, Batam – Badan Pengusahaan (BP) Batam berencana bakal menjadikan Pulau Rempang sebagai The New Engine of Indonesian’s Economic Growth dengan konsep “Green and Sustainable City”.
Pembangunannya akan dimulai Agustus 2023 mendatang bersama PT Makmur Elok Graha (MEG).
Berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari Kecamatan Galang, sebanyak 2.402 Kepala Keluarga (KK) yang berasal dari dua Kelurahan akan terdampak, yakni Kelurahan Rempang Cate dan Sembulang.
Di antaranya jumlah penduduk Kelurahan Sembulang 3.403 jiwa dengan 1.200 KK, Kelurahan Rempang Cate 3.437 jiwa dengan 1.202 KK. Rata-rata para penduduk didominasi oleh suku Melayu dan berprofesi sebagai nelayan.
“Data ini jumlah penduduk sesuai domisili. Namun, orang yang berkebun ber KTP di luar Galang, belum dapat Jumlah yang pasti,” kata Camat Galang, Ute Rambe.
Setelah resmi mengelola Kawasan Rempang, PT MEG berencana untuk merelokasi warga dengan membangun kawasan pemukimam terpadu.
“Kami merupakan mitra dari BP Batam dan Pemko Batam dalam mengembangkan Pulau Rempang,” ujar Komisaris sekaligus Juru Bicara PT MEG, Fernaldi Anggadha, beberapa waktu yang lalu.
Dia, mengatakan, dalam pengembangan Pulau Rempang, BP Batam maupun Pemko Batam sangat aktif dalam menyerap seluruh aspirasi dari masyarakat Rempang.
“Kita (PT MEG) bersama BP Batam dan Pemko Batam sangat memperhatikan, bagaimana kepentingan dari warga di sana,” ujarnya.
Sehingga ke depannya, PT MEG bersama BP Batam sudah menyediakan pemukiman terpadu.
Dimana, dalam pemukiman tersebut akan dilengkapi dengan pasar modern, sarana olahraga, sekolah dan lainnya.
“Supaya skala ekonomi dari warga Rempang sendiri naik,” katanya.
Sebab, sebagaimana yang diketahui saat ini, masyarakat Pulau Rempang hidup secara sporadik atau terpisah jauh dari satu keluarga dengan keluarga lainnya.
Begitu juga dengan pendapatan masyarakat dari berbagai profesi mulai dari nelayan hingga petani.
“Ini sudah kita akomodir dan kita persiapkan perencanaan terbaik untuk warga di sana dan juga kita siapkan juga pusat pelatihan dan pendidikan. Supaya nantinya warga atau anak tempatan di Rempang Galang bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan Rempang,” jelasnya.
Dia menambahkan, pengembangan yang dilakukan di Pulau Rempang sendiri tak lain adalah untuk masyarakat Rempang itu sendiri.
Sebab, PT MEG dan BP Batam tidak ingin masyarakat Rempang hanya menjadi penonton dalam proses pembangunan ini.
“Sekarang sudah saatnya kita bangun Pulau Rempang ini, dan kita pemain utamanya. Khususnya untuk masyarakat Rempang Galang,” katanya. (pik)